Sebelum masuknya Islam di Indonesia, masyarakat Sumatera merupakan penganut Hindu yang taat. Salah satu ajaran Hindu yang mengakar yang hari ini masih dilestarikan melalaui suku atau marga. Pernikahan sagotra yang ditabukan agama Hindu, masih dilestarikan dalam bentuk larangan kawin sesuku atau kawin semarga.
Agrahari mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari raja legendaris Agrasena, maharaja dari Agroha, kota dagang. Maharaja Agrasena mendirikan 18 gotra untuk masing-masing dari 18 putranya berdasarkan nama-nama Guru mereka dan membagi kekaisaran di antara mereka.
Jati Agarwal mengklaim Raja Agrasena menikahi Madhavi, putri Raja Kumud dari Nagaloka (Kerajaan Ular). Jadi Agrawal adalah keturunan dari Madhavi dan itulah mengapa mereka menyembah Naga (ular) dan menganggap mereka sebagai paman dari pihak ibu mereka.
Maharaja Agrasena berhasil membentuk 17,5 gotras untuk 18 putranya dengan melakukan 18 mahayajnas yang 17 berhasil dan satu hanya berhasil setengah. Tujuh belas dan setengah agrawal tersebut adalah :
Gotra Brahmana : Tujuh Resi (Saptarishi) Putra Brahma
Gotra pertama kali dimulai oleh kasta brahmana. Kaum Brahmana melacak leluhur mereka kepada tujuh orang bijak/ resi yang dipercaya merupakan putra Brahma, yaitu :- Gautama
- Bharadwaja
- Vishvamitra
- Jamadagni
- Vashista
- Kashyapa
- Atri
Arti Gotra
Istilah gotra secara sederhana berarti kandang sapi atau kawanan sapi. Makna gotra sebagai keluarga atau garis keturunan keluarga diperkirakan baru muncul pada pertengahan abad pertama Masehi.Saudara atau Saudari
Kata saudara atau saudari berasal dari kata saha udara yang berarti lahir dari rahim yang sama.Sagotra
Sagotra berasal dari kata sa dan gotra yang berarti gotra yang sama. Pada orang Hindu, sebelum pernikahan ditanyakan dulu kula-gotra, apabila kedua pengantin sagotra, maka pernikahan dibatalkan, karena sagotra dianggap saudara kandung.Pernikahan sajaati
Jaati berarti kelahiran. Sebagai istilah berarti sekelompok gothra atau kaum. Jati atau kasta terkait dengan profesi atau keyakinan. Sebagai contoh jati Gandhi adalah penjual parfum, Dhobi = tukang cuci, Srivastava = juru tulis militer. Pernikahan sajati dianjurkan dalam agama Hindu.Varna
Varna berarti warna yakni warna ketika suatu jati dilahirkan.Ada empat varna dalam agama Hindu, yakni:- Brahmin (pendeta) berwarna putih.
- Ksatria (pahlawan) berwarna merah.
- Vaisha (pedagang) berwarna kuning.
- Sudra (pelayan) berwarna hitam.
Kula
Kula adalah sekumpulan orang yang mengikuti ritual budaya yang sama, sering memuja dewa yang sama.Kula tidak berhubungan dengan keturunan dan jati.Gotra Ksatria
Kaum ksatri kemudian juga mengadopsi sistem gotra. Pada awalnya dikenal dua gotra, yakni Suryawangsa dan Candrawangsa, kemudian muncul gotra lain yakni Indrawangsa, Agniwangsa/Agnikula, Ganggawangsa dan Nagawangsa.Gotra Waisya
Ada beberapa jati(subcaste) dari Waisya, di antaranya Agrahari,Agrawal,Barnwals,Gahois , Kasuadhans , Khandelwals , Lohanas , Maheshwaris , Oswals , Arya Vaishyas , Vaishya Vanis dari Konkan dan Goa, dan Modh di barat.Agrahari mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari raja legendaris Agrasena, maharaja dari Agroha, kota dagang. Maharaja Agrasena mendirikan 18 gotra untuk masing-masing dari 18 putranya berdasarkan nama-nama Guru mereka dan membagi kekaisaran di antara mereka.
Jati Agarwal mengklaim Raja Agrasena menikahi Madhavi, putri Raja Kumud dari Nagaloka (Kerajaan Ular). Jadi Agrawal adalah keturunan dari Madhavi dan itulah mengapa mereka menyembah Naga (ular) dan menganggap mereka sebagai paman dari pihak ibu mereka.
Maharaja Agrasena berhasil membentuk 17,5 gotras untuk 18 putranya dengan melakukan 18 mahayajnas yang 17 berhasil dan satu hanya berhasil setengah. Tujuh belas dan setengah agrawal tersebut adalah :
- Garg
- Goyal
- Bindal
- Bhandal
- Dharan (clan)
- Airan
- Bansal
- Goyan (half gotra)
- Jindal
- Singhal (also known as Singla)
- Kansal
- Kucchal
- Madhukul
- Mangal
- Mittal
- Nangal
- Tayal
- Tingle
Comments